16.1.13

Laporan Praktikum Kimia Air

D.      TUJUAN                               : 1. Untuk mengetahui kadar kimia dalam air
E.       ALAT DAN BAHAN           :
Alat yang diperlukan :
1.       PHmeter
2.       Turbidity (kekeruhan )
3.       Botol sampel
4.       Pipet ukur 1ml
5.       Pipet ukur 5 ml
6.       Pipet ukur 10 ml
7.       Vakum pump
8.       Pipet tetes
9.       Gelas kimia
10.   Spectrophotometer
Bahan yang diperlukan :
1.       Reagent NH4
2.       Reagent Mn-1
3.       Reagent Mn-2
4.       Reagent Mn-3
5.       Reagent Fe-1
6.       Reagent Fe-2
7.       Reagent Fe-3
8.       Reagent Pb-1
9.       Reagent Pb-2
10.   Mic Blue Cl2-1
11.  Reagent H-1K




F.       DASAR TEORI                     :
Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetika dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna.Beberapa parameter fisik yang digunakan untuk menentukan kualitas air meliputi suhu, kekeruhan, warna, daya hantar listrik, jumlah zat padat terlarut, rasa, bau.
Air minum yang berbau, selain tidak estetis juga tidak disukai oleh masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk terhadap kualitas air, misalnya bau amis dapat disebabkan oleh adanya algae dalam air tersebut. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002, diketahui bahwa syarat air minum yang dapat dikonsumsi manusia adalah tidak berbau.
Kesadahan (hardness) disebabkan adanya kandungan ion-ion logam bervalensi banyak (terutama ion-ion bervalensi dua, seperti Ca, Mg, Fe, Mn, Sr). Kation‑kation logam ini dapat bereaksi dengan sabun membentuk endapan maupun dengan anion-anion yang terdapat di dalam air membentuk endapan/karat pada peralatan logam. Kation-kation utama penyebab kesadahan di dalam air antara lain Ca2+, Mg2+, Sr2+, Fe2+, dan Mn2+. Anion-anion utama penyebab kesadahan di dalam air antara lain HCO3 -, SO42-, Cl-, NO3 -, dan SiO32-. Air sadah merupakan air yang dibutuhkan oleh sabun untuk membusakan dalam jumlah tertentu dan juga dapat menimbulkan kerak pada pipa air panas, pemanas, ketel uap, dan alat-alat lain yang menyebabkan temperatur air naik.
Kesadahan air berkaitan erat dengan kemampuan air membentuk busa. Semakin besar kesadahan air, semakin sulit bagi sabun untuk membentuk busa karena terjadi presipitasi. Busa tidak akan terbentuk sebelum semua kation pembentuk kesadahan mengendap. Pada kondisi ini, air mengalami pelunakan atau penurunan kesadahan yang disebabkan oleh sabun. Endapan yang terbentuk dapat menyebabkan pewarnaan pada bahan yang dicuci. Pada perairan sadah (hard), kandungan kalsium, magnesium, karbonat, dan sulfat biasanya tinggi (Brown, 1987 dalam Effendi, 2003). Jika dipanaskan, perairan sadah akan membentuk deposit (kerak). Pada Tabel 2.5 diperlihatkan klasifikasi perairan berdasarkan nilai kesadahan.







G.     Cara Kerja           :
1.      Siapkan semua peralatan
2.      Ambil sampel air pada sumur galian menggunakan botol sampel.
3.      Hitung pH dan kekeruhan sampel sebelum diperiksa,
4.      Tes NH4
a.      Periksa sampel menggunakan pH meter
b.      Dimasukkan ke Reagent sebanyak 5ml kedalam tabung reaksi
c.       Masukkan reagent NH4 sebanyak 0,6 ml kedalam tabung
d.      Kemudian kocok tabung dengan menekan tutup tabung
e.      Kemudian ditambahkan NH2 1 centong kedalan tabung reaksi
f.        Dikocok lagi tunggu selama 5 menit
g.      Ditambahkan NH4-3 sebanyak 4 drop atau 4 tetes
h.      Diaduk dengan cara menggoyangkan tabung reaksi
i.        Diukur di spechtrometer menggunakan tabung hitam
5.       Tes Total Hardness
a.         Periksa pH sampel menggunakan pH meter dengan jangkauan pH 3 – 9
b.         Jika perlu tambahkan sodium hydroxide solution untuk mengatur pH nya
c.         Tambahkan 1 ml sampel kedalam tabung reaksi
d.         Tambahkan 1 ml H-1K, tutup tabung dengan penutup ulir
e.         Diamkan selama 3 menit agar sampel bereaksi dengan reagen kemudian lakukan pengukuran sampel menggunakan spectrophotometer
6.      Tes Mn
a.      Periksa sampel menggunakan pH meter
b.      Dimasukkan ke Reagent sebanyak 5ml kedalam tabung reaksi
c.       Masukkan reagent Mn-1 sebanyak 4 tetes kedalam tabung
d.      Kemudian ditambahkan Mn-2 sebanyak 2 drop kedalan tabung reaksi
e.      Ditunggu selama 2 menit
f.        Ditambahkan Mn-3 sebanyak 2 tetes
g.      Ditunggu 2 menit
h.      Diukur di spechtrometer menggunakan tabung hitam


7.      Tes Fe
a.      Periksa sampel menggunakan pH meter
b.      Dimasukkan ke Reagent sebanyak 8ml kedalam tabung reaksi
c.       Masukkan reagent Fe-1 sebanyak 1 tetes kedalam tabung
d.      Kemudian kocok tabung dengan menekan tutup tabung
e.      Kemudian ditambahkan Fe-2 0,5 ml kedalan tabung reaksi
f.        Dikocok lagi tunggu selama 5 menit
g.      Dicatat hasil, dinyatakan A
h.      Dimasukkan lagi sampel yang tadi, kemudian tambahkan Fe-3 1 doses
i.        Ditunggu 10 menit, catat hasil dinyatakan B
j.        Fe III = B-A
8.      Tes Pb
a.      Periksa sampel menggunakan pH meter
b.      Dimasukkan ke Reagent sebanyak 8ml kedalam tabung reaksi
c.       Masukkan reagent Pb-1 sebanyak 0,5 ml kedalam tabung
d.      Kemudian ditambahkan Pb-2 sebanyak 0,50 ml kedalan tabung reaksi
e.      Diukur di spechtrometer menggunakan tabung hitam
9.      Tes Klorin
a.      Periksa sampel menggunakan pH meter
b.      Dimasukkan ke Reagent sebanyak 5ml kedalam tabung reaksi
c.       Masukkan reagent Mic Blue Cl2-1 sebanyak 1 takar kedalam tabung
d.      Kemudian kocok tabung dengan menekan tutup tabung
e.      Dikocok lagi tunggu selama 3 menit
f.        Diukur di spechtrometer menggunakan tabung hitam





H.     Hasil Praktikum                                :
Dari percobaan diatas kita bisa mengetahui kadar kimia dalam sampel yang kita uji. Dengan hasil pengukuran sebagai berikut :
pH                    = 6,23
Turbidity          = 8,33
Kesadahan       = 105 mg/l
Besi (Fe)          = 0,1
Timbal (Pb)     = 0,14
Mn                   = 0,04 mg/l
NH4                 = 0,01 mg/l

I.        KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel air sumur gali yang kami periksa layak untuk dikonsumsi karena telah memenuhi standar baku mutu air minum berdasarkan permenkes 492 tahun 2010.



Bengkulu, 26 Desember 2012
             Praktikan