D.
TUJUAN : 1. Untuk mengetahui kadar kimia dalam air
E.
ALAT
DAN BAHAN :
Alat yang diperlukan :
1.
PHmeter
2.
Turbidity (kekeruhan )
3.
Botol sampel
4.
Pipet ukur 1ml
5.
Pipet ukur 5 ml
6.
Pipet ukur 10 ml
7.
Vakum pump
8.
Pipet tetes
9.
Gelas kimia
10.
Spectrophotometer
Bahan yang diperlukan :
1.
Reagent NH4
2.
Reagent Mn-1
3.
Reagent Mn-2
4.
Reagent Mn-3
5.
Reagent Fe-1
6.
Reagent Fe-2
7.
Reagent Fe-3
8.
Reagent Pb-1
9.
Reagent Pb-2
10.
Mic Blue Cl2-1
11. Reagent H-1K
F.
DASAR TEORI :
Air minum
sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetika dan untuk mencegah keracunan
dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna.Beberapa
parameter fisik yang digunakan untuk menentukan kualitas air meliputi suhu,
kekeruhan, warna, daya hantar listrik, jumlah zat padat terlarut, rasa, bau.
Air
minum yang berbau, selain tidak estetis juga tidak disukai oleh masyarakat. Bau
air dapat memberi petunjuk terhadap kualitas air, misalnya bau amis dapat
disebabkan oleh adanya algae dalam air tersebut. Berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002, diketahui bahwa syarat air
minum yang dapat dikonsumsi manusia adalah tidak berbau.
Kesadahan
(hardness)
disebabkan adanya kandungan ion-ion logam bervalensi banyak (terutama ion-ion
bervalensi dua, seperti Ca, Mg, Fe, Mn, Sr). Kation‑kation logam ini dapat
bereaksi dengan sabun membentuk endapan maupun dengan anion-anion yang terdapat
di dalam air membentuk endapan/karat pada peralatan logam. Kation-kation utama
penyebab kesadahan di dalam air antara lain Ca2+, Mg2+,
Sr2+, Fe2+, dan Mn2+. Anion-anion utama
penyebab kesadahan di dalam air antara lain HCO3 -, SO42-,
Cl-, NO3 -, dan SiO32-.
Air sadah merupakan air yang dibutuhkan oleh sabun untuk membusakan dalam
jumlah tertentu dan juga dapat menimbulkan kerak pada pipa air panas, pemanas,
ketel uap, dan alat-alat lain yang menyebabkan temperatur air naik.
Kesadahan
air berkaitan erat dengan kemampuan air membentuk busa. Semakin besar kesadahan
air, semakin sulit bagi sabun untuk membentuk busa karena terjadi presipitasi.
Busa tidak akan terbentuk sebelum semua kation pembentuk kesadahan mengendap. Pada
kondisi ini, air mengalami pelunakan atau penurunan kesadahan yang disebabkan
oleh sabun. Endapan yang terbentuk dapat menyebabkan pewarnaan pada bahan yang
dicuci. Pada perairan sadah (hard), kandungan kalsium, magnesium, karbonat, dan
sulfat biasanya tinggi (Brown, 1987 dalam Effendi, 2003). Jika dipanaskan,
perairan sadah akan membentuk deposit (kerak). Pada Tabel 2.5 diperlihatkan
klasifikasi perairan berdasarkan nilai kesadahan.
G. Cara Kerja :
1. Siapkan semua peralatan
2. Ambil sampel air pada sumur galian menggunakan
botol sampel.
3. Hitung pH dan kekeruhan sampel sebelum
diperiksa,
4. Tes NH4
a. Periksa sampel
menggunakan pH meter
b. Dimasukkan ke Reagent
sebanyak 5ml kedalam tabung reaksi
c. Masukkan reagent NH4
sebanyak 0,6 ml kedalam tabung
d. Kemudian kocok tabung
dengan menekan tutup tabung
e. Kemudian ditambahkan NH2
1 centong kedalan tabung reaksi
f.
Dikocok lagi tunggu selama 5 menit
g. Ditambahkan NH4-3
sebanyak 4 drop atau 4 tetes
h. Diaduk dengan cara
menggoyangkan tabung reaksi
i.
Diukur di spechtrometer menggunakan tabung hitam
5. Tes
Total Hardness
a.
Periksa
pH sampel menggunakan pH meter dengan jangkauan pH 3 – 9
b.
Jika
perlu tambahkan sodium hydroxide solution untuk mengatur pH nya
c.
Tambahkan
1 ml sampel kedalam tabung reaksi
d.
Tambahkan
1 ml H-1K, tutup tabung dengan penutup ulir
e.
Diamkan
selama 3 menit agar sampel bereaksi dengan reagen kemudian lakukan pengukuran
sampel menggunakan spectrophotometer
6. Tes Mn
a. Periksa sampel
menggunakan pH meter
b. Dimasukkan ke Reagent
sebanyak 5ml kedalam tabung reaksi
c. Masukkan reagent Mn-1
sebanyak 4 tetes kedalam tabung
d. Kemudian ditambahkan Mn-2
sebanyak 2 drop kedalan tabung reaksi
e. Ditunggu selama 2 menit
f.
Ditambahkan Mn-3 sebanyak 2 tetes
g. Ditunggu 2 menit
h. Diukur di spechtrometer
menggunakan tabung hitam
7. Tes Fe
a. Periksa sampel menggunakan
pH meter
b. Dimasukkan ke Reagent
sebanyak 8ml kedalam tabung reaksi
c. Masukkan reagent Fe-1
sebanyak 1 tetes kedalam tabung
d. Kemudian kocok tabung
dengan menekan tutup tabung
e. Kemudian ditambahkan Fe-2
0,5 ml kedalan tabung reaksi
f.
Dikocok lagi tunggu selama 5 menit
g. Dicatat hasil, dinyatakan
A
h. Dimasukkan lagi sampel
yang tadi, kemudian tambahkan Fe-3 1 doses
i.
Ditunggu 10 menit, catat hasil dinyatakan B
j.
Fe III = B-A
8. Tes Pb
a. Periksa sampel
menggunakan pH meter
b. Dimasukkan ke Reagent
sebanyak 8ml kedalam tabung reaksi
c. Masukkan reagent Pb-1
sebanyak 0,5 ml kedalam tabung
d. Kemudian ditambahkan Pb-2
sebanyak 0,50 ml kedalan tabung reaksi
e. Diukur di spechtrometer
menggunakan tabung hitam
9. Tes Klorin
a. Periksa sampel
menggunakan pH meter
b. Dimasukkan ke Reagent
sebanyak 5ml kedalam tabung reaksi
c. Masukkan reagent Mic Blue
Cl2-1 sebanyak 1 takar kedalam tabung
d. Kemudian kocok tabung
dengan menekan tutup tabung
e. Dikocok lagi tunggu
selama 3 menit
f.
Diukur di spechtrometer menggunakan tabung hitam
H.
Hasil
Praktikum :
Dari percobaan
diatas kita bisa mengetahui kadar kimia dalam sampel yang kita uji. Dengan
hasil pengukuran sebagai berikut :
pH =
6,23
Turbidity = 8,33
Kesadahan = 105 mg/l
Besi (Fe) = 0,1
Timbal (Pb) = 0,14
Mn = 0,04 mg/l
NH4 = 0,01 mg/l
I.
KESIMPULAN
Jadi dapat
disimpulkan bahwa sampel air sumur gali yang kami periksa layak untuk
dikonsumsi karena telah memenuhi standar baku mutu air minum berdasarkan
permenkes 492 tahun 2010.
Bengkulu,
26 Desember 2012
Praktikan